7 Fakta Tentang Keringat yang Sering Kali Disalah Artikan

Fakta pertama mengenai keringat adalah wanita memiliki kelenjar keringat lebih banyak dibanding pria. Namun kalau soal produksi keringat, tubuh pria memang memproduksi lebih banyak keringat. Tak tanggung-tanggung, jumlah keringat yang diproduksi tubuh pria 40% lebih banyak dari yang diproduksi tubuh wanita.

Keringat selalu dianggap sebagai penyebab bau badan. Padahal, kalau mau ditelisik faktanya, keringat tidak berbau, lho. Keringat bau disebabkan oleh adanya bakteri di kulit. Bau tak sedap disebabkan karena bakteri yang terpapar oleh cairan keringat. Jadi, kalau ingin bebas bau badan, kamu harus memastikan terlebih dahulu bahwa kulitmu bebas bakteri.

Selain sering ‘dituduh’ sebagai penyebab bau badan, keringat juga sering disalahkan sebagai penyebab noda kuning pada pakaian. Perlu kamu ketahui bahwa keringat sebenarnya tidak berwarna. Noda kuning pada pakaian bisa saja disebabkan oleh residu deodorant atau sisa-sisa lemak yang dikeluarkan oleh kelenjar apokrin dan tercampur dengan keringat.

Fungsi keringat yang tak banyak diketahui oleh orang adalah sebagai indikator masalah medis pada tubuh. Ya, keringat berlebih tak selalu menjadi pertanda baik. Terlalu banyak keringat yang diproduksi oleh tubuh bisa menjadi indikasi masalah medis, seperti hiperhidrosis.

Kelenjar keringat terdapat hampir di seluruh bagian tubuh. Akan tetapi, ada beberapa bagian tubuh yang tidak memiliki kelenjar keringat, yaitu telinga, bibir, dan kuku. Coba deh kamu perhatian telinga, bibir, dan kukumu. Pasti bagian tubuh tersebut tidak pernah mengeluarkan keringat.

Satu lagi fakta keringat yang wajib banget kamu ketahui. Keringat biasa dan keringat yang disebabkan oleh stres ternyata berbeda, lho. Keringat biasa diproduksi dari air, kalium, dan garam untuk mendinginkan suhu tubuh. Sementara keringat yang keluar karena sedang stres dilepaskan oleh kelenjar yang berbeda dari keringat biasa. Umumnya, keringat akibat stres ini mengandung asam lemak dan protein.

Keringat yang disebabkan oleh stres tidak dapat menguap dengan cepat seperti keringat biasa. Selain itu, aroma keringat karena stres bisa menjadi sangat bau jika terkontaminasi oleh bakteri.